Minuman Robusta Java Banyuwangi Raih Indikasi Geografis Usai Proses 2 Tahun

Banyuwangi –

Berkat kekhasannya, Minuman Robusta Java Banyuwangi meraih status Indikasi Geografis. Jenis Minuman ini istimewa Sebab berasal Untuk Daerah spesifik Supaya menghasilkan rasa ‘chocolaty’ Di seduhannya.

Kementerian Hukum Lewat Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual secara resmi menerbitkan sertifikat pencatatan Indikasi Geografis (IG) Di Minuman Robusta Java Banyuwangi.

Sertifikat Indikasi Geografis Minuman Robusta Java Banyuwangi diserahkan langsung Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkum, Razilu kepada Plt. Bupati Banyuwangi Sugirah Ke Kantor Bupati Banyuwangi, Selasa (19/11/2024).

Razilu menjelaskan proses Memperoleh sertifikasi IG Sebagai Minuman Robusta Java Banyuwangi Lewat proses panjang. Dimulai Dari 2022 Lewat kerja sama Antara Dinas Agrikultur dan Ketahanan Pangan Banyuwangi, MPIG Minuman Robusta Bumi Blambangan (MPIG-KRBB), dan Pusat Studi Minuman dan Kakao Jember.

“Karakteristik dan ciri khas Minuman robusta Banyuwangi yang telah diakui itu, harapannya perkembangan usaha Minuman Robusta Java Banyuwangi Memperoleh perlindungan hukum, Memperoleh pengakuan atas mutu dan kekhasan produk, dan melestarikan Kearifan Lokal tata cara produksi Minuman (adat istiadat) yang telah ada Ke Kabupaten Banyuwangi,” kata Razilu.

Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang Menunjukkan Lokasi asal suatu Produk/produk Sebab faktor lingkungan geografis seperti faktor alam, faktor manusia atau kombinasi keduanya yang Memberi reputasi, Mutu, dan karakteristik tertentu.

Regu Kemenkumham yang dipimpin Regu ahli Indikasi Geografis (IG) DJKI Di Juli 2024 telah melakukan pemeriksaan substantif. Salah satunya Di diskusi langsung bersama beberapa kelompok tani Sebagai memperoleh informasi sebanyak-banyaknya Yang Berhubungan Di Minuman Robusta Java asal Banyuwangi Sebagai ditindaklanjuti Untuk Pertemuan penetapan kelayakannya sebagai IG.

“Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu penyumbang produksi Minuman Robusta Ke Jawa Timur Di luas Daerah perkebunan Minuman mencapai 9.778 hektar, Di kontur tanah berbukit-bukit Di rata-rata ketinggian tanam bervariasi Antara (100 -1.000) mdpl, yang Dikatakan ideal Sebagai pohon Minuman Robusta,” kata Plt Bupati Sugirah.

Kemenkumham Verifikasi Minuman Robusta Banyuwangi Foto: Istimewa

Adapun penghasil Minuman robusta Ke Banyuwangi, yakni area Gunung Raung dan Gunung Ijen. Ditopang bibit unggul dan topografi, Minuman robusta Banyuwangi terutama yang Ke lereng Gunung Raung mampu menghasilkan cita rasa unik. Ada kombinasi rasa acid Di karamel cokelatnya yang terasa Ke lidah.

Minuman robusta Banyuwangi telah diekspor dan memasok pasar Eropa, Antara lain Swiss, Italia. Justru Ke Di Penyebara Nmassal Covid 2020 lalu, Banyuwangi masih konsisten mengekspor Minuman unggulannya Sebagai memasok pasar Eropa.

“Sebab Minuman olahan kita ada rasa khas seperti cokelat yang disukai lidah orang Italia,” kata Sugirah.

Sugirah berharap Di disahkannya IG Minuman Robusta Banyuwangi ini tidak hanya Memberi manfaat ekonomi Untuk Komunitas, tetapi juga Karena Itu cerminan kekayaan alam dan Adat Istiadat Dunia yang dimiliki Banyuwangi.

“Di disahkannya IG Minuman robusta Banyuwangi ini Akansegera mempromosikan produk unggulan Minuman kita sebagai Dibagian Untuk kekayaan Adat Istiadat Dunia serta upaya perlindungan Di penyalahgunaan, pemalsuan serta membantu mempertahankan identitas khas Minuman asal kita,” kata Sugirah.

Kemenkumham Verifikasi Minuman Robusta Banyuwangi Foto: Istimewa

Untuk kesempatan itu, Sugirah mengungkapkan bahwa pemkab Akansegera terus memfasilitasi produk-produk khas Lokasi yang lain Sebagai Memperoleh pengakuan kekayaan intelektual. Selain Minuman, pemkab juga mendaftarkan Durian Merah Sebagai Memperoleh IG.

“Durian merah sudah kita daftarkan, tinggal melengkapi beberapa dokumen yang masih kurang. Pemkab juga menyiapkan pendaftaran IG Sebagai manggis, kakao, dan Minuman excelsa,” pungkasnya.

Artikel ini sudah tayang Ke detikjatim Di judul “Minuman Robusta Java Banyuwangi Ditetapkan Sebagai Indikasi Geografis”