Apresiasi Indonesia Bela Palestina, Grand Syekh Al Azhar Serukan Kerukunan Umat

Apresiasi Indonesia Bela Palestina, Grand Syekh Al Azhar Serukan Kerukunan Umat/Kemenag

Grand Syekh Al Azhar , Imam Akbar Ahmed Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb Menyediakan kuliah umum Di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Grand Syekh yang juga Ketua Majelis Hukama Muslimin (MHM) mengapresiasi langkah Indonesia membela Palestina dan menyerukan kerukunan umat beragama.

Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Tayeb melakukan kunjungan kali ketiga Hingga Indonesia. Imam Akbar tiba Dari 8 Juli dan dijadwalkan Berencana berada Di Indonesia hingga 11 Juli 2024. Sebelumnya memberi kuliah umum Di UIN, Grand Syekh diterima Ri RI Joko Widodo. Keduanya juga Menyuarakan Pendapat penyelesaian konflik Di Gaza-Palestina.

Grand Syekh mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia atas perjuangannya Untuk membela saudara-saudara kita Di Gaza Palestina Bersama memperjuangkan gencatan senjata dan menyampaikan Dukungan-Dukungan kemanusiaan. Grand Syekh Di kuliah umumnya menyeru pentingnya persatuan dan tidak tertipu Bersama propaganda yang ingin memecah belah umat Islam Bersama berbagai cara. Grand Syekh mengingatkan umat Islam Untuk tidak menjadi umat yang inferior. “Umat Islam adalah umat besar yang telah berkontribusi besar Pada peradaban dunia,” papar Prof. Ath-Thayyeb Di Ciputat, Selasa (9/7/2024).

Tampak hadir mantan Menag Prof Dr M Quraish Shihab, MA, Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani beserta pejabat Eselon I dan II Kemenag, serta Rektor UIN Jakarta, Prof Asep Saufuddin Jahar, Ph.D. Kegiatan ini juga dihadiri ribuan pengunjung yang memadati Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta. Selain jajaran pejabat Eselon I dan II Kemenag bersama civitas academica UIN Jakarta, hadir juga para Rektor PTKN, alumni Al Azhar, serta mahasiswa.

Menurut Grand Syekh, perpecahan itu sering lahir Bersama lisan dan pena para dai yang tidak memahami prioritas dan fiqih ikhtilaf (perbedaan). “Mereka yang sibuk Bersama Perkara Hukum-Perkara Hukum khilafiyah tapi lupa Bersama Permasalahan-Permasalahan keumatan yang utama seperti Permasalahan Palestina, Permasalahan Kemiskinan Global, dekadensi moral dan lain sebagainya,” ungkap Prof. Ath-Thayyeb.Grand Syekh Berkata bahwa umat harus diingatkan agar terhindar Bersama orientasi Mutakhir yang menolak ajaran empat mazhab. “Di mana mereka membuat fiqih Mutakhir, Di mana mereka mudah menyalahkan dan Justru mengkafirkan yang tidak sependapat Bersama mereka,” tutur Syekh.

Untuk menekankan hal ini, Grand Syekh, mengutip Hadis Nabi Muhammad SAW riwayat Al-Bukhari yang menjelaskan bahwa apabila seseorang Memiliki tiga kriteria ini maka dia adalah muslim dan tidak boleh dikafirkan. “Yaitu, pertama yang salat sama seperti kita salat kita, kedua yang menghadap kiblat kita, dan ketiga yang makan sembelihan kita,” ungkap Prof. Ath-Thayyeb.Grand Syekh menyeru umat Islam Untuk menjaga kerukunan umat beragama, sebagaimana dicontohkan Dari Nabi dan para sahabat Di mana mereka menghormati keyakinan agama lain. “Menghormati tidak sama Bersama meyakini. Yang kita lakukan adalah menghormati Kendati tetap keyakinan itu masing-masing,” kata Prof. Ath-Thayyeb.

Grand Syekh menuturkan bahwa umat Islam Pada ini harus bergerak Untuk beramal, bukan hanya pintar berbicara tetapi mengamalkannya. “Seribu khutbah tidak Berencana menyelesaikan masalah tapi satu Aksi Keluhan Masyarakat bisa menyelesaikan seribu masalah,” turur Prof. Ath-Thayyeb.

Alumni Al-Azhar dan mantan Rektor UIN Jakarta Prof M Quraish Shihab berbicara tentang moderasi beragama. Menurutnya, manifestasi nilai moderasi beragama Di Indonesia bisa dilihat Bersama bentuk Negeri Indonesia. “Indonesia tidak berbentuk Negeri sekuler dan juga tidak berbentuk Negeri agama, tapi Negeri Pancasila yang sila pertamanya adalah tauhid,” papar Prof. Quraish.

Menurut Prof Quraish, manifestasi yang kedua adalah kelapangan dada para founding father yang Muslim dan para ulama ketika itu, Pada penetapan sila-sila Bersama Pancasila Di awal kemerdekaan. “Di mana mereka rela Untuk menghapus kata kewajiban menerapkan syariat Islam Untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia yang plural dan majemuk,” ujar Guru Besar Ilmu Tafsir tersebut.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Apresiasi Indonesia Bela Palestina, Grand Syekh Al Azhar Serukan Kerukunan Umat