Jakarta –
Tindak Kejahatan COVID-19 kembali Menimbulkan Kekhawatiran seiring munculnya varian Mutakhir NB.1.8.1 Ke beberapa Bangsa. Di Rabu (29/5/2025),Organisasi Keadaan Dunia (WHO) mengatakan, peningkatan Tindak Kejahatan tersebut terjadi Ke beberapa Area, terutama Ke Area Pasifik Barat, Amerika, Eropa, hingga Asia Tenggara.
Hingga 18 Mei 2025, sebanyak 518 sekuens NB.1.8.1 telah Diberikan Ke GISAID Di 22 Bangsa, mewakili 10,7 persen Di total sekuens Dunia yang tersedia Di minggu epidemiologi Ke-17 tahun 2025. Walaupun tergolong rendah, prevalensi ini Menimbulkan Kekhawatiran signifikan Di 2,5 persen, empat minggu Sebelumnya Di minggu epidemiologi Ke-14, yakni periode 31 Maret-6 April 2025.
Imunisasi COVID-19 yang Pada ini disetujui diperkirakan tetap efektif Pada varian ini, baik Bagi mencegah Tanda maupun Penyakit berat.
“NB.1.8.1 telah ditetapkan sebagai varian SARS-CoV-2 yang Di dipantau (variant under monitoring/VUM), Di proporsinya yang terus Menimbulkan Kekhawatiran secara Dunia, Sambil varian LP.8.1 mulai Merasakan penurunan,” demikian pernyataan resmi WHO, dikutip Minggu (1/6).
Walaupun terjadi peningkatan Tindak Kejahatan dan rawat inap secara bersamaan Ke beberapa Bangsa akibat varian NB.1.8.1, data Pada ini tidak Menunjukkan varian ini menyebabkan Penyakit yang lebih parah dibandingkan Di varian lain yang beredar.
Apa Itu Varian NB.1.8.1?
WHO mengatakan NB.1.8.1 berasal Di varian rekombinan XDV.1.5.1. Varian NB.1.8.1 merupakan satu Di enam variant under monitoring (VUM) yang dilacak Di WHO, dan ditetapkan sebagai VUM Di 23 Mei 2025.
Dibandingkan Di varian dominan Pada ini, LP.8.1, varian NB.1.8.1 Memperoleh mutasi tambahan Di protein spike, seperti T22N, F59S, G184S, A435S, V445H, dan T478I. Bila dibandingkan Di varian JN.1, NB.1.8.1 juga Memperoleh mutasi T22N, F59S, G184S, A435S, L455S, F456L, T478I, dan Q493E.
“Mutasi spike Di posisi 445 diketahui Meningkatkan afinitas pengikatan Ke reseptor hACE2, yang dapat Meningkatkan penularan varian ini. Mutasi Di posisi 435 diketahui Mengurangi efektivitas antibodi kelas 1 dan kelas 1/4. Di Pada Yang Sama, mutasi Di posisi 478 diketahui dapat Meningkatkan kemampuan varian ini menghindari antibodi kelas 1/2,” kata WHO.
“WHO dan Kelompok Penasihat Teknis tentang Komposisi Imunisasi COVID-19 (TAG-CO-VAC) juga terus secara berkala menilai dampak varian Pada kinerja Imunisasi COVID-19 Bagi Memberi informasi Di pengambilan keputusan tentang pembaruan komposisi Imunisasi,” imbuh WHO.
WHO juga memperpanjang Rekomendasi Tetap IHR Bagi COVID-19 hingga 30 April 2026, guna mendukung Bangsa anggota Di mengelola risiko Wabah Dunia Di masa transisi Ke pengendalian Penyakit yang lebih luas.
(suc/up)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Wanti-wanti WHO soal Varian Mutakhir COVID NB.1.8.1, Muncul dan Merebak Ke 22 Bangsa