Viral Ahli Kebugaran RSUD Sekayu Dipaksa Copot Masker, Bisa Begini Risikonya

Jakarta –

Viral Hingga media sosial seorang Ahli Kebugaran Hingga RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Memperoleh perlakuan tidak menyenangkan Bersama keluarga pasien. Untuk video yang beredar, keluarga pasien memaksa Ahli Kebugaran Sebagai melepas masker yang dia kenakan.

“Ibu saya disuruh tunggu dahak. Tiap hari tunggu dahak, dikit-dikit tunggu dahak,” kata keluarga pasien Untuk video yang dilihat detikcom, Rabu (13/8/2025).

Ahli Kebugaran Sesudah Itu menjelaskan bahwa pasien dibawa Hingga Puskesmas Lantaran gula darah rendah. Sesudah diperiksa Lebih Jelas, didapatkan gambaran infiltrat atau gambaran pecah Hingga paru-paru kanan yang mengindikasikan Tanda-Tanda khas Bersama tuberkulosis atau TBC.

Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan menyayangkan insiden tersebut. Kata dia, pemeriksaan dahak menjadi prosedur yang harus dilakukan jika ditemukan pasien suspek TBC.

dr Erlina menjelaskan penegakan tuberkulosis berdasarkan keluhan dan pemeriksaan termasuk rontgen dan cek dahak. Lebih Jelas, dia menyoroti keluarga pasien yang memaksa Ahli Kebugaran membuka masker.

“Nggak boleh tuh. Ya itu nggak boleh (membuka masker), dia itu harusnya dimarahin kalau keluarga pasien kayak gitu,” beber dr Erlina.

Tuberkulosis termasuk Gangguan Menyebar yang disebabkan Bersama bakteri mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini bisa menular antar manusia lewat udara Melewati droplet yang keluar ketika seorang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara.

Maka Itu, prosedur Pra-Penanganan penularan seperti memakai masker penting Sebagai dilakukan. Jika suspek terbukti positif Melewati hasil pemeriksaan, pasien Akansegera diminta menjalani Terapi dan minum Terapi teratur.

“Tuberkulosis itu Gangguan Menyebar, itu harus cepat-cepat diobatin. Tapi kan kalau orang ngawang juga, banyak kan kalau Ahli Kebugaran bilang ini TBC, mereka marah-marah, mana buktinya, mana buktinya,” tutup dr Erlina.

(kna/up)