Pusat Data Nasional Indonesia Diserang Ransomware, Pelaku Minta Tebusan Rp131 Miliar

Kominfo akhirnya mengakui bahwa Pusat Data Nasional diserang Ransomware. Foto: Sindonews/Muhamad Fadli Ramadan

JAKARTA – Pusat Data Nasional Sambil Itu (PDNS) 2 Hingga Surabaya, Jawa Timur, menjadi korban serangan ransomware jenis Branchiper. Pelaku serangan meminta tebusan fantastis sebesar USD8 juta atau setara Rp131,3 miliar Sebagai memulihkan data yang dienkripsi. Serangan ini berdampak luas, mengganggu layanan ratusan instansi pemerintah Hingga tingkat pusat dan Area.

Dampak Luas Serangan Ransomware

Serangan ransomware ini terdeteksi Ke 20 Juni 2024 dini hari dan langsung berdampak Ke 210 instansi pemerintah, termasuk kementerian, lembaga, provinsi, kabupaten, dan kota.

Salah satu instansi yang paling terdampak adalah Direktorat Jenderal Mobilitas Penduduk Internasional, yang Merasakan gangguan Ke layanan keimigrasian seperti izin tinggal, pengurusan visa, dan lainnya.

Direktur Jenderal Gadget Lunak Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, mengungkapkan bahwa serangan ini merupakan varian Mutakhir ransomware yang memerlukan koordinasi Didalam berbagai pihak, baik Hingga Untuk maupun luar negeri, Sebagai mengatasinya.

“Paling terdampak itu Mobilitas Penduduk Internasional, Lantaran itu berkitan server. Serangan berdampak Ke 210 instansi, baik pusat maupun Area,” kata Samuel Hingga Kantor Kominfo, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024).

Sebagai informasi, Pusat Data Nasional ini dipakai Didalam 43 kementerian dan lembaga, sembilan provinsi, 86 kabupaten, dan 24 kota.

Data Penting Terancam Bocor

Pusat Data Nasional menyimpan banyak data penting Didalam berbagai instansi pemerintah, menjadikannya target yang menggiurkan Untuk para pelaku kejahatan siber. Hal ini menjelaskan mengapa pelaku meminta tebusan Didalam jumlah yang sangat besar.

Menurut Semuel, data-data yang tersebar Hingga dark web Sesudah serangan ini sebagian besar adalah data lama Didalam beberapa instansi. Akan Tetapi, penyelidikan Lebih Jelas masih dilakukan Sebagai memastikan tidak ada data sensitif yang bocor.

Upaya Perawatan dan Investigasi

Kementerian Kominfo, bersama Didalam Badan Siber dan Sandi Negeri (BSSN), Polri, PT Telkom, dan kementerian/lembaga Yang Terkait Didalam, Lagi bekerja keras Sebagai memulihkan sistem dan layanan yang terdampak. Prioritas utama adalah mengembalikan layanan Mobilitas Penduduk Internasional yang sangat penting Untuk Kelompok

Sambil Itu, Polri Lagi melakukan investigasi Sebagai mengidentifikasi dan Menyita pelaku serangan ransomware ini. BSSN juga terus Meninjau dark web Sebagai melacak Kegiatan pelaku dan mencegah penyebaran data Lebih Jelas.

Pelajaran Penting Didalam Serangan Ransomware

Serangan ransomware Pada Pusat Data Nasional ini menjadi pengingat penting Akansegera kerentanan sistem informasi pemerintah Pada ancaman siber.

Kejadian ini juga menyoroti pentingnya Memiliki sistem Perlindungan yang kuat, melakukan backup data secara teratur, dan mengedukasi User tentang praktik Perlindungan siberyangbaik.

(dan)

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Pusat Data Nasional Indonesia Diserang Ransomware, Pelaku Minta Tebusan Rp131 Miliar