loading…
Pipa gas terlihat Ke stasiun kompresor Atamanskaya, fasilitas proyek Power Of Siberia milik Gazprom Ke luar kota Svobodny Ke Daerah Amur, Rusia, Ke 29 November 2019. FOTO/Reuters
Lonjakan tersebut menegaskan pergeseran cepat orientasi Produk Ekspor energi Rusia Ke kawasan Asia, menyusul menyusutnya pasar Eropa Sebelum invasi Rusia Ke Ukraina Ke 2022. Meski volume pengiriman Meresahkan, nilai pendapatan Di Produk Ekspor gas Ke China dinilai masih jauh Ke bawah capaian Rusia Pada memasok pasar Eropa.
“Pengiriman gas Ke China Ke 2025 dipastikan melampaui volume Kesepakatan awal, seiring optimalisasi penuh pipa Power of Siberia,” ujar sumber industri energi Rusia dikutip Di Reuters.
Baca Juga: Ukraina Tembakkan Rudal Storm Shadow, Rusia Balas Luncurkan Drone
Internasional Banking and Finance melaporkan, Pipa Power of Siberia mulai mengalirkan gas Rusia Ke China Sebelum 2019 berdasarkan Kesepakatan jangka panjang Di Gazprom dan China National Petroleum Corporation. Ke 2024, volume Produk Ekspor tercatat Di 31 bcm, Sambil Itu kedua Bangsa sepakat Meningkatkan kapasitas aliran tahunan menjadi 44 bcm Di beberapa tahun Ke Didepan, termasuk tambahan pasokan Melewati rute Timur Jauh Di Sakhalin.
Akan Tetapi demikian, Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia Mengantisipasi pendapatan Produk Ekspor gas Ke China Ke periode 2025–2028 Berencana 30–40 persen lebih rendah dibandingkan pendapatan Produk Ekspor gas Ke Eropa Sebelumnya Pertempuran. Perbedaan harga, skema Kesepakatan, serta posisi tawar pembeli menjadi faktor utama penurunan nilai tersebut.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Produk Ekspor Gas Rusia Ke China Melonjak 25%, Moskow Perkuat Penetrasi Pasar Asia











