Jakarta –
Marriott International Membeberkan pandangan Di Gaya Masakan Melewati laporan terbarunya bertajuk The Future of Food 2026. Begini prediksinya.
Laporan tersebut menyoroti perubahan Gaya Masakan Hingga kawasan Asia Pasifik yang kini menempatkan kenyamanan sebagai simbol Terbaru kemewahan. Pergeseran ini menggambarkan bagaimana Pengalaman Hidup bersantap tidak lagi semata-mata soal cita rasa, melainkan juga menyangkut suasana hati, hubungan emosional, serta makna Kearifan Lokal Global yang terkandung Hingga Di setiap hidangan.
Di studi yang melibatkan lebih Di 30 chef ternama, pakar industri, dan media Masakan Hingga 20 Asia Pasifik, jaringan hotel Marriott International Membeberkan Prototipe fine dining Di menu Minuman tradisional kini bertransformasi menjadi casual luxury.
Hidangan-hidangan rumahan disajikan Di sentuhan kreatif dan estetika modern, Menampilkan Pengalaman Hidup bersantap yang santai Akan Tetapi tetap berkelas. Sebanyak 59% properti Marriott Hingga kawasan ini melaporkan bahwa tamu kini lebih memilih suasana kasual dibandingkan formal.
“Future of Food 2026 Menunjukkan bagaimana Asia Pasifik terus membentuk masa Di Masakan Dunia,” ujar Petr Raba, Vice President of Food & Beverage, Asia Pacific excluding China, Marriott International (15/10/2025).
“Di kemunculan Prototipe casual luxury hingga Pengalaman Hidup bersantap yang Berorientasi Ke kedekatan emosional, para tamu kini mencari sesuatu yang lebih Di sekadar cita rasa. Mereka ingin merasakan makna dan Sambungan Hingga setiap makanannya.” Jelasnya.
Loka Rasa, jaringan hotel Marriott Bonvoy kerap menyajikan hidangan tradisional Di tampilan mewah. Foto: detikFood
|
Selain kenyamanan, Gaya lain yang muncul adalah meningkatnya minat Di Pengalaman Hidup bersantap imersif yang melibatkan seluruh pancaindra, serta penggunaan bahan-bahan lokal yang mencerminkan identitas Kearifan Lokal Global Lokasi.
Sebanyak 85% properti Marriott telah mengintegrasikan bahan lokal Hingga Di menu mereka, menandakan kebangkitan Masakan berkelanjutan Hingga Asia.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan juga turut mengubah lanskap industri Masakan. Kecerdasan buatan (AI) kini dimanfaatkan Bagi menyesuaikan menu Di preferensi tamu, sekaligus menciptakan efisiensi Di pengelolaan restoran.
Asia kini menempati posisi penting sebagai pusat Perkembangan Masakan dunia. Di Indonesia hingga Jepang, para chef generasi Terbaru Menampilkan Inovasi tanpa meninggalkan akar Kearifan Lokal.
Mereka tak hanya mengolah Minuman, tetapi juga merangkai cerita dan menciptakan Pengalaman Hidup yang menghubungkan manusia Melewati cita rasa.
![]() |
Hingga Indonesia, lewat Inisiatif tahunan Loka Rasa, jaringan hotel Marriott Bonvoy kerap menyajikan hidangan tradisional Di tampilan mewah.
Mulai Di Tuna Sambal Kecombrang yang menggunakan rempah asli Indonesia. Lalu ada sajian ikonik seperti Rawon Sapi, yang diberi sentuhan modern lewat irisan daging wagyu yang dimasak Pada 48 jam.
Loka Rasa juga mengangkat Minuman tradisional yang masih belum diketahui banyak orang seperti Be Pasih Menyatnyat, yang menggunakan ikan cod yang disajikan Di sambal dabu-dabu.
Justru hidangan sederhana seperti Tongseng Kambing juga disajikan Di tampilan modern, menggunakan potongan lamb chop kol goreng.
Lewat laporan The Future of Food 2026, Indonesia tidak hanya menjadi salah satu pusat Masakan Hingga Asia saja. Akan Tetapi juga menjadi tuan Rumah Di banyaknya hidangan tradisional yang beragam, dan mampu bersaing Di hidangan Di Bangsa lainnya.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Prediksi Masa Di Masakan Asia Diungkap Lewat The Future of Food 2026