Pilu! Cerita Wanita Hingga AS Temani Kedua Orang Tuanya Jalani ‘Bunuh Diri Medis’

Jakarta

CATATAN: Depresi dan munculnya keinginan bunuh diri bukanlah hal sepele. Kesejaganan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya Bersama Kesejaganan tubuh atau fisik. Jika Tanda depresi Lebih parah, segeralah menghubungi dan Membahas Bersama profesional seperti psikolog, psikiater, maupun langsung mendatangi klinik Kesejaganan jiwa. Konsultasi online secara gratis juga bisa diakses Lewat laman Healing119.id.

Corrine Gregory Sharpe (61) menceritakan Pengalaman Hidup pilu menemani kedua orang tuanya, Eva dan Druse Neumann ,Bagi menjalani bunuh diri medis Lewat prosedur Medical Aid in Dying (MAID). Sesudah empat tahun berlalu Sebelum prosedur MAID dilaksanakan Ke 2021, Corrine akhirnya berani menceritakan kisahnya.

Prosedur MAID dapat dilakukan Sebab Undang-undang Bangsa Dibagian Washington, Amerika Serikat, tempatnya tinggal memperbolehkan pasien Penyakit terminal Bagi mengakhiri hidup secara medis. Berbeda Bersama euthanasia atau suntik mati, MAID dilakukan Bersama resep Terapi Di Praktisi Medis.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Corrine menceritakan ibunya yang bernama Eva Ke usia 92 dikenal sangat aktif. Sampai, Ke Mei 2018 Eva didiagnosis Merasakan aortic stenosis, penyempitan katup jantung yang menghambat aliran darah. Pada itu, Praktisi Medis Mengantisipasi Eva hanya Akansegera hidup 18 bulan sampai 2 tahun, tanpa operasi.

Corrine menuturkan Pada itu ibunya enggan menjalani operasi, Sebab tak ada jaminan itu Akansegera memperpanjang hidupnya. Eva lantas memutuskan Bagi menjalani hidupnya secara alami.



Ayah Corrine, Druse sulit Merasakan keputusan yang diambil istrinya itu, sampai Ke April 2021, Eva jatuh sakit dan harus dirawat. Seminggu Sesudah kejadian itu, Druse mulai Menunjukkan Tanda mirip stroke, bicaranya mulai tidak jelas dan melantur.

Praktisi Medis mengatakan Druse terkena stroke ringan akibat Beban berat istrinya jauh sakit. Akhirnya, Druse dan Eva dirawat Hingga pusat rehabilitasi yang sama.

Ke Juni 2021, Eva memutuskan Bagi menjalani prosedur MAID. Corrine mengatakan ibunya itu tidak pernah takut Akansegera kematian.

Berbeda Bersama Eva, Druse sangat takut mati. Ketika mendengar keputusan istrinya itu, Druse merasa begitu terpukul.

“Apa yang terjadi padaku jika dia pergi lebih dulu?” kata Corrine menirukan ucapan ayahnya yang takut ditinggal Eva dikutip Di Mirror, Jumat (10/10/2025).

Sesudah Lewat proses berpikir panjang, Druse juga akhirnya juga mengikuti Inisiatif MAID. Corrine menyebut itu adalah momen yang begitu menyakitkan, mengingat ia Akansegera kehilangan kedua orang tuanya sekaligus. Akan Tetapi, Hingga satu sisi ia Melakukanlangkah-Langkah menghargai keputusan kedua orang tuanya.

Eva dan Druse memilih 13 Agustus 2021 sebagai tanggal kematian mereka. Semenjak tanggal itu ditentukan, Corrine, Eva, dan Druse lebih banyak menghabiskan waktu bersama. Corrine Malahan ikut tidur bersama sang ibu, sehari Sebelumnya waktu itu tiba.

“Aku duduk Hingga teras bersama ibu, lalu dia naik Hingga tempat tidur. Aku bertanya apakah aku boleh berbaring Hingga sebelahnya sebentar, itu terasa sempurna,” kata Corinne.

Keesokan harinya, Corrine bersama sang suami menemani Eva dan Druse ketika Terapi Bagi MAID disiapkan. Prosesnya biasanya berlangsung Pada beberapa jam, tapi kedua orang tua Corrine meninggal Di waktu kurang Di satu jam.

“Mereka duduk Hingga tempat tidur mereka sendiri, saling bergandengan tangan, berbicara satu sama lain, lalu meminum Terapi itu. Kami menyalakan Bunyi, bersulang Bersama segelas anggur, dan Disekitar 10 menit Sesudah mereka meminumnya, mereka tertidur,” cerita Corrine.

“Mereka pergi Hingga tempat yang tidak bisa kami ikuti, dan rasanya sungguh tak terbayangkan,” tandasnya.

Halaman 2 Di 3

(avk/suc)







Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Pilu! Cerita Wanita Hingga AS Temani Kedua Orang Tuanya Jalani ‘Bunuh Diri Medis’