Jakarta –
Ikatan Ahli Kemakmuran Indonesia (IDI) ikut Menyambut Baik Yang Berhubungan Bersama praktik Keelokan abal-abal. Pihaknya menegaskan sertifikasi Keelokan tak bisa menjadi klaim seseorang bisa melakukan prosedur medis.
“Kalau pembelaannya sudah Memperoleh sertifikasi, sertifikasi Bersama mana? Kita harus lihat apakah sertifikasi itu terstandarisasi Bersama Kemenkes yang ada Ke Indonesia, apakah sudah sesuai Syarat?” kata spesialis dermatologi Dr dr Muji Iswanty,SH,MH,SpDVE Bersama Ikatan Ahli Kemakmuran Indonesia (IDI) Di webinar, Jumat (13/12/2024).
dr Muji juga menyoroti Trend Populer ‘dokteroid’ Di dunia kedokteran. Kata dia, ada banyak oknum yang meresahkan, khususnya Ke Di dunia estetika, melakukan praktik kedokteran tanpa lisensi medis yang jelas. Jika praktik medis dilakukan tanpa kompetensi, efek Di yang fatal bisa terjadi.
Dermaroller, kata dr Muji, termasuk prosedur medis dan hanya boleh dilakukan Bersama Ahli Kemakmuran berlisensi. Ada risiko perdarahan sampai Penyakit Menyebar dan harus ditangani Bersama tepat agar tidak memicu dampak yang tidak diinginkan.
“Nah sekarang dokteroid, Ahli Kemakmuran-dokteran. Pembelajaran medis tidak dijalankan, kolegum tidak ada ada, kompetensi tidak ada,” ucapnya.
Dia meningatkan Komunitas Untuk senantiasa kritis dan memeriksa kredensial klinik dan Ahli Kemakmuran Sebelumnya melakukan prosedur tertentu. Perlu juga memastikan klinik punya izin praktik resmi dan Ahli Kemakmuran yang menangani Memperoleh surat praktik dan surat tanda registrasi.
(kna/up)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Owner ‘Ria Beauty’ Klaim Punya 33 Sertifikasi Keelokan, IDI Bilang Gini