Wisata  

Museum Ini Teliti Tinja Binatang, Temukan Fakta T-Rex Makan Seperti Ular



Jakarta

Teka-teki Yang Berhubungan Di kehidupan dinosaurus masih belum sepenuhnya terpecahkan dan Menarik Perhatian diungkapkan. Teka-teki itulah yang ingin dipecahkan Dari ‘museum tinja’.

Melansir Huffpost, Senin (8/7/2024), museum Mutakhir Hingga Arizona utara, Amerika Serikat, dinamai sebagai Poozeum. Menariknya, museum itu meneliti kehidupan hewan lewat tinja.

Lewat tinja, museum itu Malahan menemukan fakta unik Yang Berhubungan Di Tyrannosaurus rex atau T.rex. Hewan purba itu ternyata menelan mangsanya bukan Di dikunyah, melainkan menelan potongan-potongan mangsanya secara utuh, seperti ular.


Sampel tinja itu merupakan satu Untuk lebih 7 ribu sampel yang dipamerkan Hingga museum yang Mutakhir dibuka Hingga bulan Mei lalu. Etalasenya penuh Di koprolit atau tinja yang menjadi fosil. Mulai Untuk kotoran rayap yang sangat kecil, hingga spesimen tinja berukuran 9 kilogram.

Ri dan kurator Poozeum, George Frandsen, membeli potongan fosil tinja pertamanya Untuk sebuah toko Hingga Moab, Utah, Di berusia 18 tahun. Dia sudah menyukai dinosaurus dan fosil, tetapi belum pernah mendengar tentang fosil kotoran. Untuk sana, ketertarikannya tumbuh.

“Itu sangat lucu. Itu menjijikan. Tapi saya belajar Di cepat bahwa hal ini dapat memberi tahu kita banyak hal tentang masa lalu prasejarah kita dan betapa pentingnya mereka Bagi catatan fosil,” katanya.

Salah satu yang menjadi sorotan Untuk koleksi Frandsen adalah spesimen yang memegang Catatan Dunia Guinness sebagai koprolit terbesar yang ditinggalkan Dari seekor hewan karnivora. Koprolit itu Memperoleh panjang 61 cm dan lebar 15 cm. Frandsen meyakini bahwa koprolit itu berasal Untuk T. rex dan ditemukan Hingga South Dakota Ke 2019.

Frandsen juga memegang Catatan Bagi koleksi koprolit tersertifikasi terbesar Di jumlah 1.277 buah, yang didapatkan Ke tahun 2015 Di diverifikasi Hingga South Florida Museum Hingga Bradenton, Florida. Kini, jumlah koleksinya Di ini mencapai 8 ribu spesimen.

Saking banyaknya koleksi tinja atau koprolit yang ia punya, sampai-sampai ia tak Memperoleh ruang Bagi memajang semuanya Hingga museum.

Akan Tetapi, Bagi pelancong yang menganggap seluruh isi ruangan menjadi bau tinja, itu salah. Sebab bau itu telah menguap jutaan tahun yang lalu, Di tinja ditutupi sedimen dan digantikan Dari mineral dan membuat tinja menjadi sekeras batu.

Ahli paleontologi dan penulis Bacaan-Bacaan tentang dinosaurus, Fiorillo, mengatakan bahwa ia berharap fosil-fosil yang langka dapat menambah pemahaman Yang Berhubungan Di dunia prasejarah. Hal itu agar para peneliti dapat menggunakannya Bagi membuat hipotesis mengenai kehidupan Hingga masa lampau.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Museum Ini Teliti Tinja Binatang, Temukan Fakta T-Rex Makan Seperti Ular