Wisata  

Legenda Ranu Grati Ke Pasuruan dan Kisah Sedih Ke Baliknya



Pasuruan

Tersembunyi Ke Pasuruan, ada danau alami seluas 198 hektare bernama Ranu Grati. Danau ini menyimpan legenda dan kisah sedih Ke baliknya. Seperti apa kisahnya?

Ke balik lanskap alam Kabupaten Pasuruan, tepatnya Ke Antara Desa Sumberdawesari, Ranuklindungan, dan Gratitunon, terdapat sebuah danau yang menawarkan pemandangan menenangkan yang berpadu Di latar Pegunungan Tengger yang megah.

Keindahannya tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga Menampilkan berbagai Kegiatan wisata seperti memancing, Mengayuh Sepeda air, hingga berkeliling Di perahu wisata.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itulah Ranu Grati. Bukan sekadar destinasi alam, setiap riak airnya menyimpan kisah legendaris yang telah turun-temurun diceritakan Di Komunitas setempat.

Dilansir Di artikel jurnal karya Naila Nilofar berjudul “Cerita Rakyat Kabupaten Pasuruan Asal Muasal Ranu Grati: Kajian Strukturalisme Levi-Strauss”, legenda Ranu Grati berpusat Ke kisah tentang murkanya alam akibat perbuatan manusia.

Cerita rakyat ini mengisahkan tiga tokoh utama. Endang Sukarni, putri Kerajaan Mataram, Begawan Nyampo, seorang pertapa sakti, serta Mutakhir Klinting, putra mereka yang lahir sebagai naga bersisik.

Ke masa lampau, hiduplah sebuah desa bernama Kademangan Klindungan, desa tenteram yang dikelilingi hutan lebat. Suatu hari, seorang wanita cantik bernama Endang Sukarni datang Ke desa itu.

Ia melarikan diri Di kekacauan yang menimpa Kerajaan Mataram. Di pelariannya, ia bertemu Begawan Nyampo, dan akhirnya mengabdi sebagai murid sekaligus pelayan sang pertapa.

Endang Sukarni hidup Di ketenangan hingga sebuah peristiwa Ke luar dugaan mengubah segalanya. Suatu hari, secara tidak sengaja Begawan Nyampo melihat betis Endang Sukarni yang tersingkap.

Di kejadian itu, keluar air suci yang tiba-tiba berubah menjadi sebuah Pisau kecil. Pisau itu diberikan kepada Endang Sukarni Di satu larangan tegas, ia dilarang meletakkannya Ke pangkuan.

Ranu Grati (Antara FOTO/Umarul Faruq)

Akan Tetapi, larangan itu Ke akhirnya dilanggar. Ketika Pisau itu hilang, tubuh Endang Sukarni berubah, perutnya membesar dan sembilan bulan Lalu ia melahirkan bayi berwujud ular naga bersisik, dilengkapi ekor Di lonceng kecil (klintingan).

Bayi ini diberi nama Jaka Mutakhir, Akan Tetapi lebih dikenal Di sebutan Mutakhir Klinting. Sebab malu dan takut Di wujud anaknya, Endang Sukarni dan Begawan Nyampo Melakukanlangkah-Langkah menyingkirkan Mutakhir Klinting.

Ia diberi berbagai misi berbahaya, termasuk bertarung Di buaya putih yang ternyata sepupunya sendiri. Meski berbagai cara dilakukan, Mutakhir Klinting selalu berhasil lolos.

Akhirnya, kedua orang tuanya memerintahkannya Sebagai bertapa Ke Di hutan. Mutakhir Klinting pun patuh. Ia melakukan semedi hingga wujudnya berubah menjadi ular besar.

Ke Pada yang sama, Desa Kademangan Klindungan Merasakan kemarau panjang. Warga yang Ketahanan Pangan Global berburu Ke hutan dan menemukan tubuh Mutakhir Klinting yang Di bertapa.

Sebab tidak mengenali siapa sebenarnya ular itu, mereka membunuhnya dan memasak dagingnya Sebagai pesta pora. Ke Di pesta, hanya seorang nenek tua yang menolak memakan daging tersebut. Sikapnya kelak menyelamatkan hidupnya.

Mendengar perlakuan keji warga Di anaknya, Endang Sukarni murka. Ia datang Ke desa membawa sebatang lidi dan menantang penduduk, siapapun yang mampu mencabut lidi itu Akansegera selamat. Satu per satu mencoba, Akan Tetapi tak ada yang berhasil.

Di penuh kemarahan, Endang Sukarni mencabut lidi itu sendiri. Seketika, Di lubang bekas tancapan lidi memancar air yang sangat deras. Arus air itu tak terbendung, meluap Di cepat, dan akhirnya menenggelamkan seluruh desa beserta penduduknya.

Air luapan itu Lalu membentuk sebuah danau yang kini dikenal sebagai Ranu Grati. Legenda ini menjadi pengingat bahwa kesombongan, ketamakan, dan perlakuan buruk kepada sesama dapat membawa bencana besar.

Untuk Komunitas Pasuruan, legenda Ranu Grati bukan sekadar dongeng turun-temurun. Kisah ini diyakini sebagai simbol pentingnya menjaga perilaku dan menghormati alam.

Ranu Grati Lalu menjadi destinasi wisata yang bukan hanya cantik dipandang, tetapi juga sarat nilai moral. Danau ini terus menjadi tujuan Unjuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam.

——-

Artikel ini telah naik Ke detikJatim.

(wsw/wsw)

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Legenda Ranu Grati Ke Pasuruan dan Kisah Sedih Ke Baliknya