Jakarta –
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengatakan bahwa proses deteksi dan Perawatan Medis pasien kanker anak Hingga Indonesia Memperoleh banyak tantangan. Kendati menurut mereka kini banyak orang tua yang lebih sadar Yang Berhubungan Bersama bahaya kanker anak, penanganan kanker Hingga Indonesia masih jauh Untuk kata sempurna.
Ketua Satgas Kanker Anak YKI dr Anky Tri Rini Kusumaning Edhy, SpAK mengatakan proses penanganan Perkara Pidana Hukum kanker anak tidaklah mudah. Hal ini menurutnya sangat dipengaruhi Bersama masalah geografis Indonesia yang begitu luas hingga jumlah Ahli Kebugaran yang masih kurang dan tidak terdistribusi Bersama baik.
Hingga Pada ini, tenaga medis yang ahli Untuk bidang kanker masih terfokus Hingga Jawa, Bali, dan sebagian Sumatera. Hal ini membuat pasien kanker, khususnya anak-anak harus melakukan perjalanan yang sangat jauh dan mahal hanya Untuk Memperoleh Perawatan.
“Penyebaran jumlah Ahli Kepuasan Anak onkologi itu belum semuanya merata Hingga Indonesia. Bersama Sebab Itu harus naik pesawat dulu, naik ini, naik itu,” cerita dr Anky ketika berbincang Bersama detikcom, Sabtu (13/7/2024).
dr Anky mengatakan bahwa fasilitas dan kebutuhan tenaga Kesejaganan kanker khususnya Hingga Area Indonesia Timur masih sangat kurang. Kebugaran ini menurutnya dapat membahayakan pasien kanker anak yang memerlukan Perawatan segera Bisa Jadi.
Ia berharap pemerintah Untuk Kontek Sini Kementerian Kesejaganan bisa turun tangan Untuk Memperbaiki deteksi dan Perawatan kanker anak Hingga seluruh Indonesia. Menurut dr Anky, masalah kanker anak merupakan sebuah masalah yang sangat kompleks dan memerlukan banyak Pemberian Untuk berbagai pihak, salah satunya pemerintah.
“Pemerintah Untuk Kontek Sini nggak bisa lepas tangan. Ini memang harus ada kerjasama. Bahaya sekali kalau anak diagnosisnya sampai terlambat,” jelasnya.
Selain persoalan SDM dan infrastruktur Kesejaganan, Pelatihan dan pemahaman Untuk Kelompok Yang Berhubungan Bersama kanker anak juga menjadi sebuah ‘pekerjaan Tempattinggal’ yang besar. Ketua YKI Prof Dr dr Aru W Sudoyo, SpPD-KHOM menyebut masih ada banyak stigma dan mitos soal kanker Hingga Ditengah Kelompok.
Untuk banyak Perkara Pidana Hukum, terdapat beberapa mitos yang Malahan dapat membuat proses Perawatan kanker menjadi terhambat. Mulai Untuk masalah Perawatan alternatif hingga mitos pemeriksaan kanker yang disebut dapat memperparah Kebugaran Kesejaganan.
“Misalnya disebut kalau ada benjolan dibiopsi, dia Berencana berubah menjadi ganas dan menyebar, Agar orang nggak mau dibiopsi. Akhirnya datang (Hingga Puskesmas) Untuk Kebugaran terlambat, itu sering sekali,” kata Prof Aru.
“Terus ada mitos juga Perawatan kanker itu membuat kanker menjadi Lebihterus parah. Pelatihan penting sekali,” tandasnya.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Kata YKI Soal Susahnya Tangani Kanker Anak Hingga Indonesia, Begini Tantangannya