Geger Pasutri Lansia Tewas Membusuk, Psikolog Beri Catatan Tak Viralkan Videonya


Jakarta

Terbaru-Terbaru ini, sepasang suami istri lansia ditemukan tewas Di kamar. Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (72) jasadnya sudah membusuk Di warga menemukan mereka Di Selasa (16/7), diduga sudah meninggal Dari tiga sampai empat hari lalu.

Warga Di Disekitar Jonggol, Kabupaten Bogor, mulai curiga Di mencium bau tidak sedap berhari-hari Bersama Rumah keduanya. Benar saja, pasutri lansia ditemukan ini tak bernyawa, berdampingan Di atas kasur.

Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman menyebut kecurigaan warga sudah terjadi Dari Sabtu (12/7) hingga akhirnya melapor Di RT. Menurutnya, berdasarkan keterangan warga setempat, pasutri lansia itu hanya hidup berdua.


“Dia hanya tinggal berdua suami istri, keterangan saksi tidak tahu keberadaan anaknya Di mana. Sudah lama (anaknya tidak menjenguk),” katanya kepada wartawan, Rabu (17/7)

Sayangnya, tidak sedikit warganet yang mengunggah ulang video jasad keduanya Di sudah membusuk Di kamar. Memviralkan video tersebut padahal bisa menimbulkan rasa trauma dan cemas Di sejumlah kelompok orang, terutama pihak keluarga.

“Bisa terpicu rasa trauma dan cemas. Memviralkan foto foto seseorang tanpa izin, apalagi jika yang bersangkutan tidak setuju juga bukan hal yang beradab,” kata psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum Bersama Pro Help Center kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Rahma berpesan agar Kelompok bijak menyikapi informasi Yang Berhubungan Bersama. Alih-alih ikut menyebarkan video dan foto korban, lebih baik fokus Di konteks informasinya saja tanpa ikut menyertakan hal yang dinilai tidak etis.

Publik diminta Untuk menempatkan diri, Memperoleh empati, Di kejadian tersebut terjadi Di keluarga atau rekan terdekat.

“Cukup sebarkan beritanya saja. Lantaran kita tidak tahu apakah foto yang kita sebarkan tersebut dapat mentrigger kecemasan dan muncul kembali trauma Di orang lain yang melihatnya,” tandas Rahma.

Senada, psikiater dr Lahargo Kembaren SpKJ mewanti-wanti video semacam itu bisa memicu peningkatan hormon kortisol yakni Beban Di banyak orang.

“Setiap peristiwa menakutkan, menyeramkan, mengagetkan yang dilihat, didengar, dibaca dan disaksikan Berencana Menyediakan dampak psikologis Untuk mereka yang terpapar Bersama hal tersebut. Otak Dibagian Didepan (pre frontal cortex) Berencana memproses peristiwa tersebut dan mengirimkan sinyal Di pusat emosi (amygdala) dan Berencana dihasilkan hormon Beban yaitu kortisol,” sorotnya.

“Hormon Beban ini Menyediakan konsekuensi yang tidak nyaman Untuk fisik dan psikologis tubuh dan dapat menyebabkan beberapa Tanda Beban. Berencana lebih baik tidak terlalu mudah disebar. Saring Sebelumnya ‘sharing’,” pesan dia.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Geger Pasutri Lansia Tewas Membusuk, Psikolog Beri Catatan Tak Viralkan Videonya