Tangerang, CNN Indonesia —
Keputusan Daihatsu Yang Terkait Didalam nasib Rocky Hybrid Di Indonesia masih abu-abu. Dari diperkenalkan Ke Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, status Kendaraan Pribadi tersebut masih sama yaitu menjadi bahan pajangan dan Kajian kala pameran.
Hal yang sama terjadi Ke perhelatan GIIAS 2024. Rocky Hybrid hanya menjadi pajangan tanpa ada sinyal kapan diluncurkan Di Tanah Air.
Sri Agung Handayani, Marketing Director dan Corporate Communication Director ADM juga enggan berbicara banyak Di disinggung hal tersebut. Agung hanya Menginformasikan jika Indonesia potensi Sebagai Rocky Hybrid, tapi nampaknya tidak Di waktu Didekat.
“Itu sudah ditanyakan. Kita Akansegera informasikan segera kapan Sebagai memasarkan. Nanti Akansegera dikabarkan,” ucap Agung ditemui Di GIIAS 2024, ICE BSD, Jumat (19/7).
Rocky Hybrid pertama kali diperkenalkan Di publik tahun lalu bertepatan pameran Kendaraan Pribadi GIIAS. Tetapi, kehadirannya sebatas bahan pameran Daihatsu dan Kajian perusahaan. Pengenalan produk itu Di Kelompok berbarengan Didalam kemunculan model Prototipe listrik Ayla EV.
Meski Di Indonesia belum ada kejelasan, Rocky e:Smart Hybrid sudah duluan rilis Di Jepang. Kendaraan Pribadi ini Memperoleh Prototipe hybrid yang menjadikan mesin konvensional sebagai generator, Sambil Itu penggeraknya berupa Kendaraan Bermotor Roda Dua listrik. Sistem kerjanya seperti Nissan Kicks e-Power yang sudah dijual Di Indonesia.
Agung Ke Januari 2023 mengklaim pihaknya masih terus mempelajari Kendaraan Pribadi-Kendaraan Pribadi elektrifikasi yang Akansegera dijual Di Ditengah serbuan Kendaraan Pribadi ramah lingkungan asal China dan Korea Selatan ini.
“Seperti tadi jawabannya, belum (Sebagai elektrifikasi 2023), hybrid sekalipun,” kata Agung Di Jakarta tahun lalu.
Masih Di tahun yang sama, Agung bilang Kajian yang dilakukan bersama Rocky Hybrid beragam, mulai Di masalah Keahlian hingga segmen pasar.
“Hybrid, orang melihat ini sebagai suatu Keahlian, ini yang pertama. Terus yang kedua, mereka melihatnya adalah efisiensi,” ucap Agung.
“Terus yang ketiga Lantaran konsumen rata-rata yang hybrid itu bukan first buyer tapi orang yang sudah aware Pada emisi, lingkungan. Lebih Di arah itu perilakunya, agak berbedanya Di sana,” ucapnya menambahkan.
(ryh/mik)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia News: Daihatsu Buka Suara soal Rocky Hybrid Muncul Di GIIAS 2024