Standar matcha tak hanya ditentukan Di ceremonial atau culinary grade saja, tapi juga Di perbedaan proses panennya yang memengaruhi rasa serta warnanya. Begini penjelasannya.
Matcha dikenal sebagai teh hijau bubuk khas Jepang yang punya cita rasa khas dan warna hijau pekat. Tetapi, tak semua matcha diciptakan sama.
Label ceremonial grade seringkali menjadi daya tarik utama Untuk menjual matcha Di harga tinggi. Faktanya, Di Jepang tak ada tingkatan Standar matcha seperti ceremonial grade, premium grade, maupun culinary grade.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Standar, rasa, dan warna matcha ternyata sangat bergantung Di waktu panennya. Di industri teh Jepang, matcha biasanya dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan proses panen tanaman teh yaitu first harvest, second harvest, dan third harvest.
Baca juga: 4 Masakan Tradisional Ini Dari Sebab Itu Bukti Jejak Portugis Di Tanah Air
Berikut tiga perbedaan hasil panen matcha:
Standar matcha terbaik konon bisa didapatakan Di proses panen pertama atau first harvest. Foto: Getty Images/Ivan Kyryk
|
1. First Harvest
First harvest, atau dikenal juga Di istilah Ichibancha adalah panen pertama yang dilakukan Di awal musim semi, Disekitar bulan April hingga Mei. Di masa ini, daun teh masih muda, rasanya lebih lembut, dan kaya Akansegera asam amino seperti L-theanine. L-theanine merupakan senyawa yang memberi rasa manis dan umami khas Di matcha.
Sebab kualitasnya yang tinggi, first harvest biasanya digunakan Untuk upacara atau ceremonial grade. Warna matcha Di first harvest cenderung hijau cerah dan terang, menandakan kandungan klorofil yang tinggi akibat proses Kemajuan Di bawah naungan atau shade-grown.
Aroma dan rasanya lembut, manis alami, serta minim rasa pahit. Matcha Di panen ini sering digunakan Untuk upacara minum teh tradisional Jepang dan disajikan tanpa tambahan susu atau gula. Standar rasa dan teksturnya membuatnya layak disebut sebagai matcha terbaik Untuk penikmat matcha sejati.
2. Second Harvest
Disekitar dua bulan Sesudah panen pertama, tanaman teh kembali tumbuh dan siap dipanen lagi. Inilah yang disebut second harvest atau Nibancha.
Daun teh Di masa ini sedikit lebih tua, Agar kadar asam amino menurun Sambil Itu kandungan katekin, senyawa yang memberi rasa pahit, Meresahkan. Hasilnya, matcha Di second harvest Memiliki rasa yang lebih seimbang Di manis, pahit, dan umami.
Di segi warna, matcha second harvest tidak secerah panen pertama, tapi tetap mempertahankan warna hijau alami. Teksturnya juga sedikit lebih kasar, Agar lebih cocok digunakan Untuk matcha latte, smoothies, atau hidangan penutup. Secara harga, second harvest lebih terjangkau tapi tetap menawarkan Standar yang baik Untuk konsumsi harian.
![]() |
3. Third Harvest
Panen ketiga atau Third Harvest dikenal sebagai Sanbancha, dilakukan Di musim panas menjelang akhir tahun panen. Daun teh Di tahap ini sudah cukup tua dan Memperoleh paparan sinar matahari yang lebih banyak.
Sebab, kadar L-theanine Lebihterus rendah, Sambil Itu katekin Meresahkan tinggi menjadikan matcha third harvest punya rasa lebih pahit dan aroma lebih kuat. Warna bubuk matcha Di panen ketiga biasanya lebih kusam atau hijau kekuningan, Menunjukkan penurunan kadar klorofil.
Teksturnya juga lebih kasar, membuatnya kurang ideal Untuk diminum langsung seperti matcha upacara. Kelebihan third harvest adalah harganya yang paling ekonomis Di Di dua jenisnya yang lain.
Untuk industri Masakan, matcha ini menjadi pilihan tepat Untuk Menampilkan rasa teh hijau tanpa harus mengandalkan matcha Standar premium. Third harvest juga lebih cocok dicampurkan sebagai olahan atau campuran kue.
Baca juga: Gawat! Wanita Ini Sulit Bernafas usai Makan Hidangan Super Pedas
Halaman 2 Di 2
(dfl/adr)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: 3 Standar Matcha Berdasarkan Waktu Panennya, Mana yang Terbaik?